RE-Love ‘Duos Peiji’

cover

Sungmin baru keluar dari kamar-nya. Tatapannya langsung tertuju pada Chana yang sedang duduk sambil melihat TV di hadapannya,membelakangi Sungmin. Sungmin menghela nafasnya berat. Dia harus pergi ke dorm sekarang juga tapi di satu sisi dia tak mau meninggalkan Chana sendirian di Apartemen mereka. Dia takut sesuatu terjadi pada Chana dan Bayi mereka.

Sungmin menghampiri Chana lalu duduk di sebelahnya. Memperhatikan wajah chana yang asik menonton Tom and Jerry,kartun kesukaannya. Tawa tak pernah berhenti dari mulutnya. Lalu menyentuh pipi Chana lembut membut Chana menoleh padanya dengan tatapan dingin.
“ada apa?”Tanya Chana dingin. Sungmin mendekatkan wajahnya ke pipi Chana bermaksud mencium istrinyua itu. “menjauh”perintah Chana,dngan sigap Sungmin kembali menguasai dirinya. Menjauhkan wajah mereka
“aku harus pergi ke dorm”
Chana dia tak menanggapi hanya terdiam sambil memakan camilan yang sedari tadi dia pegang. Sesekali dia tertawa tanpa menghiraukan sungmin yang ada di sampingnya.
“aku pergi,aku akan pualng larut,tidurlah dulu kalau kau mengantuk”
“apa peduliku”gumam Chana
Sungmin berbalik memandang Chana nanar,Chana membalas tatapan Sungmin dengan tatapan dinginnya
“benarkan? Kau tidak pernah,dan takan pernah perduli padaku..”kata chana sambil menatap Sungmin dingin. Dia tersenyum sinis lalu berbalik lagi pada layar TV yang beberapa saat lalu tak ia perhatikan. Sedangkan sungmin tetap berjalan ke luar meninggalkan Chana
“takan pernah memperdulikanku,lagi…”gumam Chana. Lagi-lagi air mata jatuh di pipinya. Dia menangis tersedu lagi. Sambil memegangi perutnya yang datar “tak pernah perduli perasaanku sedikitpun. Kau tak pernah perduli pada kami kan? LEE SUNGMIN?”teriak Chana. Walaupun dia sadar tak ada yang akan menjawab. Dia sudah pergi.
****

Backstage sangat riuh mempersiapkan penampilan Super Junior. Beberapa member sedang di dadandani ulang dan yang lain sedang mengetes microphone mereka. Sungmin menyelinap keluar dari keriuhan itu membuka handphonnya yang tiba-tiba bergetar disakunya. Dia melihat panggilan dari Chana dilayar hanphone-nya itu. sesaat di berfikir harus mengangkatnya atau mengabaikannya. Bisa mati dia bila manager hyung tahu dia menyembunyikan handphonennya di saku.
Baru saya pikiran itu berkelebat di pikirannya tiba-tiba wajah Kim Jung Hoon manager mereka yang tampan itu sudah berada tepat di depat wajahnya. Dengan tampang konyol yang menghakimi ala prince manager itu.
“berikan benda itu kepadaku!”perintahnya tegas. Pandangannya seolah mendominasi ruang lingkup pandangan sungmin
“biarkan aku mengangkat telfon ini senbentar hyung,aku kira Chana…”
“gadis itu lagi? Akan ku laporkan pada Yong Min Sajangnim bila kau tak memberikan benda itu padaku”ancam
“berikan itu Ming”perintah Leeteuk entah kapan dia ada disana untuk ikut menghakimi Sungmin “kita akan naik panggung sebentar lagi”
Sungmin menghaela nafasnya “satu pesanpun tak boleh?”
Mereka menggelang tegas
“arraseo”akhirnya Sungmin memberikan i-phone 5 miliknya pada manager mereka. Dia sendiri merasa bahwa dia sering melanggar aturan akhir-akhir ini. Tak seperti Sungmin yang biasanya penurut bahkan menjadi panutan dongsaeng-dongsaengnya.
Recording sore itu berlangsung lama karna ada beberapa gangguan dan kesalahan pada stasiun TV tersebut. Suasana ini membuat semua Fans marah karna kelalaian seperti ini benar-benar membuat gangguan pada jadwal mereka sebagai individual.
Di lain tempat Chana baru saja meninggalkan butik Chatosa miliknya. Wajahnya dihiasi senyum manis karna hari ini dia akhirnya bisa melepas rindu dengan Sungmin setelah hampir satu bulan tak bertemu. Tangannya menggapai sebuah kotak di bangku belakang mobilnya. Satu kotak berwarna baby pink,warna kesukaan Sungmin. Dia tersenyum menatap kado yang sudah dia simpan selama 2minggu itu.
‘ulang tahunnya saja sudah lewat 10hari,kekasih macam apa kau Chana?’pikirnya
Chana kembali tersenyum melihat walpaper smart phone-nya yang menunjukan fotonya dan sungmin 2 tahun lalu. Meski tahun-tahun yang mereka lalui akhir-akhir ini menjadi tahun yang berat untuk mereka Chana tetap merasa bahwa Sungmin masih mencintai dia seperti dulu. Tangannya menekan layar toch sream handphone itu. dan menaruhnya di samping telinganya
“yeobseyo,oppa”
“aku maih sibuk,telfon lagi nanti”
“tapi kita ada janji…”
“aku mungkin tak bisa datang,aku akan berkunjung ke apartemenmu nanti”
“tapi…”
“bye”
Chana memandang layar handphone-nya kesal. Dia mempout-out kan bibirnya –kebiasaan saat dia kesal-. Hatinya sakit karna lagi-lagi kekasihnya memebatalkan janji pertemuan mereka yang akhir-akhir ini sangat langka untuknya. Dan lagi-lagi Chana hanya bisa mengerti karna kekasihnya ini adalah Super Junior. Dia superstar yang harus selalu ada untuk fansnya.
‘ah,aku harus selalu membagi dirinya dengan banyak orang’fikir chana sambil terus tersenyum. Mengemudikan mobilnya ke apartemennya.

****
Sungmin memasuki apartemennya dengan langkah yang lirih. Apartemennya sudah gelap. Dan sekarang sudah menunjukan jam setegah satu malam. Dia tertunduk lemas karna tak mendapati istrinya tidur di sofa untuk menunggunya –walaupun dia akan marah bila sampai Chana melakukannya-. Dia langsung melangkahkan kakinya ke dalam kamar. Dan betapa terkejutnya dia saat tak menemukan Chana di kamar mereka. Dengan gerakan panik dia menelusuri seluruh rumah dan sama sekali tak menemukan Chana. Dia hampir menelfon polisi bila tak mendengar seseorang membuka pintu apartemen-nya dan menutupnya kembali.
Chana muncul dari balik pintu itu sambil membawa satu kantong kresek es cream yang baru saja dia beli di supermarket dekat apartemennya itu. Tangannya sendiri memegang es cream yang dia lahap dengan santainya.
Sungmin memandang Chana lega sekaligus geram. Matanya menusuk mata Chana yang memandangnya dingin. Tak habis pikir dengan kelakuan istrinya yang keluar hanya untuk membeli es cream.
“dari mana kau?”
“supermarket”
“apa kau tak bisa menelfonku untuk memintaku membelikannya? Kau…”
“apa kau akan memebelikannya? Kau pasti sangat SIBUK untuk melakukan itu, YA KAN?”
“Chana…”
“sudah malam,aku lelah,ingin istirahat” Chana meletakan es creamnya di dalam kelkas lalu meninggalkan Sungmin.
Chana menghela nafas lega mendapati Sungmin yang mengikutinya dari belakang. Lalu masuk ke kamar mandi mereka. Sekilas dia melihat dan membaca tigkah Sungmin yang sudah pasti lelah karna pulang pergi Dorm-Apartemen mereka yang cukup jauh. Lalu tersenyum konyol mengingat pertengkaran –tidak perlu- mereka baru saja.
Sebenarnya Chana tak pergi ke supermarket tanpa alasan. Entah dorongan apa yang menyuruhnya menunggu sungmin pulang di depan gedung apartemen mereka yang mewah itu. sampai saat Sungmin sampai. Chana tak mungkin tanpa alasan mengakui bahwa dia menunggu suami-nya itu pulang. Dan akhirnya dengan modus membeli es cream dia kembali ke apartemennya saat Sungmin sedang bingung mencarinya. Ya bukan berarti dia memaafkan Sungmin. Bagaimanapun Sungmin adalah appa dari anak yang sekarang dia kandung. Wajar jika Chana sedikit mengkhawatirkannya
****
Chana mengendarai mobil Honda civic putih milik sungmin,sedangkan sungmin duduk disebelahnya. Dengan Sungmin yang menyandarkan kepalanya di jendela mobil. Mereka saling berdiam,hari ini lagi-lagi rencana Chana mempertemukan Sungmin dan Appa-nya gagal total karna Sungmin yang lagi-lagi ada jadwal mendadak. Sebenarnya Chana pun sudah menduga hal ini akan terjadi. Maka dari itu Chana hanya sedikit kecewa dengan hal tersebut. Dia sudah menimbang-nimbang beberapa kemungkinannya sejak kemarin.
“oppa…”panggil Chana “hari ini appa akan pergi ke Brazil,karna kau tadi rapat mendadak dengan Yongmin Sajangnim jadi pertemuan kalian terpaksa diundur,mian”kata chana membuka pembicaraan mereka. Dia melihat kearah sungmin yang sedang meringkuk di bangkunya. Lalu mendengus kesal ‘sungguh tidak tahu diuntung,untung aku tak mengamuk’dengus Chana dalam hati.
“kau lelah?”
Sungmin masih tak mendengarkannya. Sibuk dengan fikirannya sendiri. bohong saat dia bilang dia baru saja rapat mendadak dengan CEO SMent yang bernama Yongmin tersebut. Dia baru saja di mahari oleh CEO-nya tersebut karna rumor yang beredar tentang pernikahannya dengan Chana. Sungmin sudah pernah menjelaskan pada pers tentang kesalahan berita itu –walaupun dia ingin berita itu benar- namun kontraknya dengan management-nya tidak memperbolehkannya menikah sebelum kontrak itu berakhir –sungmin cukup mengerti tentang itu-.
“baiklah,apa yang kalian bicarakan tadi? Apa ada masalah,mengapa wajahmu tampak begitu kesal?”Tanya Chana lagi “aku tahu kau lelah,Jadwalmu padat dan mereka tak pernah mau tahu tentang badanmu yang mudah lelah,penyakit anemiamu yang akhir-akhir ini sering kambuh,tapi apa kau tak punya waktu sedikit untuk bertemu appa? Appa ingin mengenalmu oppa,hanya sebentar dan aku juga tak memintamu menemuinya lama,dan tak memintamu menikahiku kan? tapi apa salahnya bertemu Appa sebentar saja,tentu saja saat kau tak terlalu sibuk”terang Chana dengan sedikit emosi karna sungmin yang sedari tadi mengacuhkannya
“oppa mendengarku?”Tanya Chana lagi
Chana melihat kearah Sungmin yang terpejam disebelahnya. Rasanya ingin sekali marah saat perkataan panjang lebarnya sama sekali tak didengar oleh lawan bicara.
“kau tahu sendiri aku sibuk,aku membatalkannya bukan karna mencari alasan tak ingin bertemu appanim”
“aku tau jadwalmu padat,jadwal appa juga padat,jadwalku juga ia,bukan hanya kau yang lelah”
“ah,aku tak tau…rasanya aku sangat lelah”
“aku mengerti”
“makannya jangan memaksaku terus”
Chana menghembuskan nafasnya berat,maksudnya bukan memaksa Sungmin untuk menemui Appa-nya hanya saja dia mengingatkan sungmin akan janjinya untuk menemui appa-nya hanya untuk sekedar berkenalan.
“aku justru sangat mengeti jadwal oppa padat,aku mengerti jika oppa tak bisa bertemu appa dalam waktu dekat ini…aku hanya mengingatkan oppa…apa oppa mengerti?!”
Sungmin mendengus sedikit mengumpat. Bukan, bukan Chana yang dia umpat tapi kepalanya. Tampaknya anemianya kumat lagi sampai kepalanya sakit seperti ini. Rasanya dunianya seperti berputar. Di tambah Chana yang sedari tadi hanya memarahinya dengan hal-hal yang seharusnya tidak di ributkan. Rasanya Sungmin ingin sekali menyumpal mulut Chana yang membuat kepalanya bertambah pening.
“bisakah kau diam?!”bentak sungmin
Chana menoleh tak percaya ke arah sungmin “diam?”
‘Cittttt’
Chana memberhentikan mobilnya tiba-tiba. Hey! Seoul itu kota yang macet dan Chana berhenti di tengah jalan seramai ini. Bisa mati dibunuh masa jika begini jadinya. Sungmin langsung menggeser tempat duduknya segera menepikan mobilnya ketepi jalan lalu mengejar Chana yang berjalan menuju apartemennya yang tinggal berjarak bebrapa meter dari tempat itu
“Ya!! Chanie,Neo Micheoseo?”
“yes! I’m Crazy!!”
Chana meninggalkan Sungmin yang hanya terbengong memandang kepergian kekasihnya. Miris sungguh menyebalkan saat harus bertengkar hanya karna hal yang sebenarnya tak patut mereka ributkan. Lelah. Waktu membuat mereka semakin lelah dengan cara mereka menghabiskan waktu MEREKA.
****
Tangan Chana membuka tutup buku masakan hadiah dari Ryeowook. Hari ini para dongsaeng super junior mengunjunginya sebagai maebhu mereka. Sebenarnya dia suka sekali saat teman-teman suaminya berkunjung kepadanya. Sifat mereka begitu hangat dan mereka tentunya sangat peduli pada Chana. Apa lagi bila kakak iparnya ‘kang sora’ –istri leeteuk- ikut berkunjung. Ah tentunya suasana akan bertambah seru. Sayangnya hanya satu orang adik ipar perempuan yang datang. Entah mengapa pacar dari Choi Siwon ini selalu membuatnya jengkel dan tenang dalam waktu yang sama. Namanya Hyomi,dia penulis scenario yang tak lain adalah adik sepupu dari Kim Heechul –dan sifat mereka memang mirip-.
Hyomi hanya diam di samping Chana sambil memainkan PSP yang baru saja ia rebut dari pemiliknya,Cho Kyuhyun. Mereka saling berdiam di ruang tengah Apartemen itu,sedangkan para namja? Mereka meninggalkan mereka berdua entah kemana.
“Eonni”panggil Hyomi lirih
“Nde”
“apa kalian baik-baik saja?”
“nde?”ulang Chana. Gadis ini bahkan lebih mirip tingkah sok paranormal dari Jong Woon dari pada Heechul yang sedikit realistis.
“kalian baik-baik saja kan?”
“apa terlihat ‘sebaik’ itu hyo?”
Hyomi menoleh kearah Chana. Mendekati Chana lalu menggengam tangannya erat “percayalah padaku,kalian akan baik-baik saja,pasti baik-baik saja” Mereka berpelukan saling menyalurkan rasa yang ada di hati mereka masing-masing. Hanya terdiam dan saling mengerti.
****
Sungmin meluruskan kakinya di lantai sambil memainkan gitarnya. Sedangkan Chana meletakan kepalanya dipaha sungmin lalu berbaring. Mendengarkan nada-nada tak bermelodi yang keluar dari gitar pink sungmin. Sudah satu jam sungmin memainkan gitarnya tanpa henti. Menemani Chana yang katanya sedang ingin di temani Sungmin.
Pertengkaran mereka di jalan raya itu ternyata menghasilkan suatu yang dinamakan penyelesaian dari perdebatan tidak penting mereka. Setelah pertengkaran itu Chana sakit,dia dilarikan ke rumah sakit kara tifus. Dan otomatis itu membuat Sungmin meresa bersalah yang akhirnya memutuskan untuk meminta maaf dan menuruti semua keinginan Chana selama Chana sakit. Termasuk bertemu dengan Appa-ya.
Dan sekarang mereka sedang ada di Apartemen Chana. Dia baru saja pulang dari rumah sakit 3 hari lalu. Fisiknya bahkan sudah sangat baik-baik saja. Tapi demi selalu ditemani Sungmin dia bahkan harus pura-pura sakit. Dan merajuk kepada Sungmin karna appa-nya hari ini harus ke Italia untuk bisnis keluarganya.
“Cha!!! sekarang kau harus tidur,ini sudah sangat larut Chanie”
“aku belum mengantuk oppa”
“hmm baiklah,kemari…” sungmin meletakan gitarnya di samping tempat tidur Chana. Lengannya kirinya kini memeluk tubuh Chana.
“oppa”
“ne?”
“ini sebenarnya cincin apa?”Tanya Chana sambil memainkan cincin di jari manis kanan sungmin “seperti cincin pernikahan…”
“ne,itu cincin pernikahan”gurau sungmin. Chana membuang tangan sungmin lalu menegapkan tubuhnya. Menghindari tubuh sungmin
“Chanie,mungkinkah aku menikah dengan orang lain selain kau?”
“mungkin saja”
“lihat aku”sungmin meraih dagu Chana,mengarahkan wajah Chana agar menatapnya. Mereka saling bertatapan untuk waktu yang sangat lama. Hingga akhirnya wajah mereka saling mendekat. Sungmin mengecup bibir Chana. Hanya menempelkannya. “hanya kau yang aku lihat,hanya kau percayalah..”ucap sungmin lirih lalu mengecup dahi Chana dalam.
Tiap sentuhannya menjanjikan sejuta janji cinta yang pasti untuk Chana. Membuatnya terbang ke galaksi lain dan akhirnya setan yang membisikan kehangatan untuk mereka bersorak ramai merayakan kemenangan mereka atas kebodohan manusia itu. membakar mereka dengan tiap derajat kehangatan yang nikmat. Jeritan-jeritan nikmat itu seolah menyempurnakan setiap nyanyian setan di yang mengalun sempurna membawa dua insane saling mencinta itu kealam bawah sadar mereka. Mempererat mereka dengan sejuta volt listrik yang menyengat mereka dengan kenikmatan duniawi.
“Ah..oppa-ya appo…”Chana memekik sakit. Sayangnya kesadarannya sudah sangat terlambat. Tak ada yang disesali saat mereka saling mencintai.
****
“Ah..oppa-ya appo…”
Sungmin berlari kearah teriakan Chana. Sedari tadi dia sedang memasak untuk Chana di dapur. Sedangkan Chana entah apa yang dia lakukan dengan duniannya. Mereka berdua sudah mulai membaik akhir-akhir ini. Setidaknya tak ada kasus saling menyindir seperti beberapa hari lalu. Hanya saja mereka memang masih canggung untuk menghadapi satu sama lain. Banyak hal yang mereka rasa hanya hati mereka yang bisa merasakannya.
Sungmin terhenti saat melihat chana tergeleletak di kamar mandi mereka dengan darah segar mengalir dari selangkangannya. Mata sungmin terbelalak kaget. Sekian detik dia hanya terdiam sambil memandang Chana dengan pandangan takut. Dan setelah itu dengan sigap dia menggendong Chana menuju mobilnya melarikan Chana ke rumah sakit terdekat dengan seribu umpatan di hatinya.
Kenapa harus terjadi lagi? Kenapa Tuhan mempermainkan hidupnya. Tidak. Dia tak akan mau kehilangan. Tak akan mau kehilangan siapapu diantara mereka. Tak Chana. Tidak juga bayi-nya. Bayi mereka.
****
‘oppa,aku hamil’
Sungmin menutup mukanya. Wajahnya berair,keringat dingin. Ini sudah hari ketiga sejak Chana mengatakan padanya bahwa dia hamil. Baru satu minggu. Sejak kejadian itu hubungan Sungmin dan Chana menjadi sangat canggung. Dia ingat saat Chana menangis di depan pintu kamarnya sambil tertunduk dan sama sekali tak ingin dia sentuh. Hanya menggeleng dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia kotor. Dan Sungmin yang mengotorinya.
‘bagaimana dengan hidupku?’
Bodoh. Berkali-kali Sungmin meruntuki dirinya sendiri karna mengungkapkan kalimat itu dengan nada yang sangat datar. Harusnya dia mengatakan dengan nada ceria. Atau harusnya dia mengganti kata yang dia pakai itu menjadi
‘ah,aku sangat bahagia’ atau ‘mari kita menikah’
Lagi-lagi Sungmin mengusap peluh-peluh di mukannya. Sudah tiga hari ini Chana menghilang. Takut. Jelas Sungmin takut Chana melakukan hal-hal bodoh yang membahayakan dirinya sendiri juga bayinya. Bukan dia bayi mereka. Anak sungmin dan Chana.
Hingga dering handphone membuyarkan lamunan Sungmin
“yeobseyo…”
“kemarilah hyung,aku melihat Chana nonna di tempat aborsi”
“ne?”
“Chana nonna di tempat aborsi,aku Xiumin hyung,Exo,ingat kan?”
“ne,aku kesana”
Dengan gontai Sungmin menelusuri setiap lorong klinik yang tidak cukup besar itu. matanya melirik pada suatu kamar. Dia mendengar jeritan seseorang yang dia kenal dari sana. jeritan yang sangat menderita. Rasanya badannya sudah ingin jatuh mendengar jeritan-jerikan itu. tangannya bergetar menyentuh kenop pintu ruangan tersebut. Bingo! Tidak di kunci. Dia melihatnya sekarang. Melihat Chana meregangkan kakinya,sebuah alat hampir memasukinya. Oh tidak,apa itu alat yang digunakan untuk mengambil bayi mereka? Sungmin tak bisa membayangkan sakitnya. Tentu saja sakit saat benda asing memasuki bagian tubuhmu yang paling sensitive.
“hentikan…”kata Sungmin lirih langkahnya terhenti di depan pintu tersebut,memandang Chana dengan tatapan memohon “aku mohon jangan sakiti dia. Chanie,Aku mohon hentikan,jangan sakiti anakku”pinta Sungmin lagi.
Mata mereka bertemu. Sungmin yang memohon dan Chana yang menangis tersedu. Tentu tak seperti adegan sinetron yang berteriak atau adegan sinetron yang saling membentak. Sungmin hanya menangis tertunduk meruntuki kesalahannya yang tak pernah dia hitung lagi. Kesalahannya kepada Chana. Kesalahannya kepada anak mereka. Kesalahannya pada Tuhan. Kesalahan karna tidak menjadi laki-laki yang sesungguhnya. Suungguh perih rasanya.
****
Sungmin menunggu di depan kamar Chana. Dia tak berhenti meruntuki kebodohannya sediri atas kejadian ini. Seharusnya dia tak pernah membiarkan chana sendirian. Seharusnya dia bersama Chana saat itu. Jika saja ada salah satu dari mereka yang harus pergi. Sungmin tak tahu lagi bagaimana cara melanjutkan hidupnya dengan benar.
Sungmin mengusap wajah lelahnya. Entah berapa kali dia harus menyalahkan Tuhan karna terlalu banyak bercanda dengannya. Sungmin mengeram. Ia bingung harus marah dengan siapa. Tak ada yang bisa di salahkan selain dirinya sendiri. Tak tahu harus mengadu pada siapa. Hanya ada dirinya yang bisa dia ajak bercerita.
Pintu ruangan itu terbuka Sungmin menyambut dokter yang baru saja keluar dari kamar Chana. Beliau membuka masker yang terpasang di mulutnya.matanya memandang nanar kearah Sungmin menyiratkan penyesalah yang terjadi pada 2 orang yang berarti dihidup Sungmin. Anak dan istrinya.
“apa yang terjadi sebenarnya mengapa bisa terjadi seperti ini”
“aku tak tahu dokter”
“ck,suami macam apa kau? Kau meninggalkannya?”
“aku justru sedang bersamanya,dia di kamar dan aku di dapur”
“temuilah dia,dia membutuhkanmu!”dokter itu baru akan melangakah meninggalkan Sungmin tapi dengan segera sungmin menahannya
“lalu,ba bagaimana dengan a an anakku? Apa dia baik-baik saja?”Tanya Sungmin gugup.
****
Chana dan Sungmin saling terdiam di apartemen Sungmin. Sudah satu jam mereka bertahan dengan saling menutup mulut. Sejak pulang dari klinik tersebut mereka hanya saling terdiam seperti baru sadar dari mimpi buruk yang sangat panjang. Chana memegangi perrutnya. Rasa perih terasa lagi di bagian bawah perutnya. Dia segeta berjalan ke Toilet. mata Sungmin mengikutinya dengan Khawatir. Mata itu masih melihat dengan pandangan dingin dan protectif. Mengamati Chana.
“mau kemana kau?”Tanya Sungmin datar
“toilet”jawab Chana singkat
Sungmin berdiri hendak memapah Chana tapi lagi-lagi tangan itu menghalanginya. Lalu bergeleng. “aku bisa sendiri”ujar Chana
Sungmin mundur lalu kembali duduk di tempatnya. Terpaku lagi oleh hal-hal yang sedari tadi tak hilang dari pikirannya. Bagaimanapun dia mencintai gadisnya itu. menyayangi Chana setulus hatinya. Namun rasanya sulit untuk mengungkapkan rasa itu. terlalu banyak hal yang membuatnya merasa tak pantas unttuk Chana. Bahkan sungmin tak bisa menepati janjinya ‘selalu membuat kekasihnya bahagia’.
“Mingggg”teriakan Chana terdengar cukup keras. Membuyarkan lamunan Sungmin.
Sungmin berlari menuju toilet mendobrak paksa pintu toiletnya. Pandangannya langsung tertuju kea rah Chana. Matanya membulat melihat banya darah di toilet dan rok Chana yang berubah warna. Sungmin menutup mulutnya lalu segera memapah Chana kembali ke kamarnaya.

****
Hati Sungmin mengalami gempa parsial. Kejadian ini bukan hanya membuat membuat seluruh hidupnya seperti terkena gempa besar. Dunianya hilang. Semua hitam. Tak bisa ia bayangkan bagaimana rasa sakit fisik maupun mental gadis yang tertidur di depannya sekarang. Dia bahkan belum menunjukan pergerakan sama sekali selama tiga puluh menit belakangan. Tubuh putihnya sepucat lilin mirip tokoh vampire terkenal yang membuat Sungmin merinding saat melihat gadisnya ini. Tangannya bergetar menyentuh rahang Chana lembut. Mata ming kembali berair.
Sungmin melirik pakaian penuh darah Chana di samping ranjangnya. Dia bahkan tak berani menyentuhnya andai saja tak harus mengganti baju Chana. Sungmin tak bisa lagi membayangkan bagaimana lagi bila gadisnya ini tidak bangun. Tak bisa membayangkan hidupnya tanpa Chana-nya.
****
Muka mengantuk dengan mata yang menghitam dan rambut super kusut sungmin menjadi pemandangan ‘indah’ pertama yang Chana lihat saat pertama kali membuka matanya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali memulihkan indra pengelihatannya yang menghablur.
Sungmin tersenyum lega melihat Chana mengerjapkan matanya. Setidaknya Tuhan masih mau mendengar permintaannya untuk menggembalikan Chana-nya. Satu jam waktu nereka itu ahirnya berakhir. Sungmin begitu takut Chana meninggal karna kehabisan darah. Dan bila membawa Chana kerumah sakitpun akan mengakibatkan begitu banyak masalah baru mengingat dia yang ‘artis terkenal’.
“menikahlah denganku,menikahlah denganku”sungmin mengatakkannya dengan jelas di antara kesadaran Chana yang melayang. Chana mendengar itu meski tak yakin apa yang dia proses dari pendengarannya itu benar-benar kalimat yang diucapkan sang pembicara.

****
Mereka harus banyak berterimakasih pada petani dan produsen penambah darah. Setelah beberapa hari tertidur ditempat yang sama dan dan meminum beberapa vitamin dan suplemen penambah darah tidak lupa susu dan buah akhirnya Chana kembali pada keadaan sedia kala. Kini Chana sedang memandangi ‘bubur sehat ala sungmin’ yang selalu menjadi makannan utamanya setiap hari. Sedangkan sungmin dengan asik memainkan Handphone-nya entah mengirimkan sms apa dan untuk siapa.
Selama seminggu sungmin dan Chana tinggal di tempat yang sama. Mereka bahkan tak pernah mengobrol akrab seperti sebelumnya. Sungmin hanya berbicara seperlunya dengan wanita itu. melempar muka dingin dan menyodorinya makanan. Begitupun Chana yag tidak mau banyak membebani sungmin dengan keadaannya.
“ming…”panggil Chana.
Sungmin menatap kearah Chana dengan pandangan dinginnya. Tak menjawab panggilan Chana,hanya memandang matanya tajam.
“kau…”
“kita akan menikah lusa,semua sudah siap”
“ming,tapi kau…aku…”
“aku hanya melakukannya untuk anakku”
Chana memandang sungmin heran “anakmu kau bilang? Tapi…”
“aku tahu kau takan membiarkannya hidup…” Sungmin terdiam dia menilrik dengan ekor matanya melihat Chana menggeleng tak percaya akan ucapannya.
“biarkan aku pergi ming,ini bukan cara untuk menyelesaikan masalah kita”
“Chana-ssi,jika aku menyakiti orang lain,aku takan pernah tahu bagaimana takdir kita”
“kau egois”Chana mendelik kea rah sungmin,menyesal atas apa yang barusaja dia simpulkan dari kemarin. ‘tidak,sungmin tak mungkin masih mencintaiku’pikirnya
“aku hanya,..”sungmin terdiam membalas tatapan chana tajam. Mereka saling berpandangan ‘mencintaimu’batin sungmin lagi. Tiada yang pernah tahu,betapa egoisnya saat cinta bertemu dengan kenyataan.
****
Sungmin dan Chana saling terdiam di ruangan VIP rumah sakit itu. sedari tadi sungmin hanya menyuapi Chana tanpa bicara apapun. Matanya merah,semalaman dia menangis sambil menunggui Chana membuka matanya. Beruntungnya mereka karna bayinya masih sehat-sehat saja di dalam rahim Chana.
“mian…”gumam Chana “apa aku sangat egois?”
Sungmin terdiam,masih sibuk mengaduk-ngaduk bubur Chana,jujur bau bubur itu sedikit membuat sungmin mual
“ming oppa,maafkan aku”
“hmm”
“aku akan lebih hati-hati”
Sungmin menatap Chana. Pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat.
“kau mencintaiku oppa?”Tanya Chana sambil menunjukan aegyo-nya
“tidak”sungmin menjawabnya tegas “tidak bisa dipercaya kau masih bertanya seperti itu setelah hari ini,memusingkan”
Chana cemberut sebal
“tak usah menunjukan muka itu,aku jadi ingin memakanmu kalau begitu”
“oppa,bolehkah aku meminta sesuatu?”
“apa?”
“aku ingin menjambak rambut kangin oppa”
“CHANA!! JINJJA MICHEOSEO!!!!”
“YA!! Ini permintaan anakmu bodoh!!!”
*****
END

Tinggalkan komentar